Label

Curahan Hati (2) Opini (2) POEM (2)

Selasa, 04 Oktober 2016

Me and Anomaly of Life: Behind The Scene TASQUT “Ayo Melangkah Mendapat Be...

Me and Anomaly of Life: Behind The Scene TASQUT “Ayo Melangkah Mendapat Be...: ( ١٥٥ ) تُرْحَمُونَ لَعَلَّكُمْ وَاتَّقُوا فَاتَّبِعُوهُ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ كِتَابٌ وَهَذَا “Dan ini adalah kitab (...

Minggu, 17 Februari 2013

Pentingkah saya ?



   Terkadang pertanyaan yang ingin menegaskan pentingnya eksistensi seseorang dalam suatu lingkungan ataupun kehidupan secara lebih luas, hadir menghantui dan mengusik pola pikir orang yang sempat memikirkannya. Hadirnya pertanyaan ini bisa berasal dari pertanyaan orang lain atau pertanyaan yang timbul dengan sendirinya karena suatu keadaan yang memicu kehadiran pertanyaan sejenis ini pada diri seseorang. Keadaan dimana seseorang berada pada titik dimana eksistensi diri merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dielakkan ataupun keadaan yang memposisikan seseorang harus memperjelas seberapa penting keberadaannya di dalam suatu ruang lingkup tertentu ataupun dalam kehidupan fana ini. 
   
   Kebanyakan mereka yang bijak menjadikan pertanyaan ini sebagai pertanyaan yang bisa memotivasu mereka untuk menegaskan eksistensinya melalui pencapaian kesuksesan yang  akan menjadi bukti nyata seseorang di muka bumi ini, karena keberadaannya akan diakui oleh banyak ornamen kehidupan baik yang menjadi positif ataupun negative side baginya. Dengan terbuktinya eksistensi diri yang dipertanyakan, jawaban dari pertanyaan ini otomatis adalah YA, saya penting. Dan mungkin inilah salah satu pertanyaan yang bisa menyebabkan seseorang mengakhiri hidupnya, jika jawaban akhir dari pertanyaan ini adalah TIDAK.

   Yang perlu kita yakini bersama adalah penciptaan setiap makhluk di dunia ini tak ada yang sia-sia dan tak ada yang tanpa tujuan. Setiap makhluk diciptakan dengan tujuan masing-masing dan memiliki kepentingan eksistensi yang sama dengan taraf dan bagian yang tentunya berbeda-beda. Karena setiap makhluk adalah hasil kreasi dan ciptaan Dzat yang Maha Kaya akan kreativitas, sehingga masing-masing makhluk memiliki porsi eksistensi yang telah terukur secara teliti. Dan kesimpulan yang bisa penulis ambil adalah setiap penciptaan yang memiliki tujuan membawa kepentingan masing-masing yang mengharuskan  setiap hasil penciptaan itu diakui oleh siapapun dan dalam bentuk apapun. Kita semua penting !

Sumber gambar : Google 

Minggu, 28 Oktober 2012

MegaCity

Sebuah kota besar penuh sesak tak bernyawa di mataku
Itu bagiku, tapi mungkin aku tau, apa bagi mereka
hanya sebatas lahan garapan tak pasti yang harus dihuni tanpa akhir
terus bergulir di tempatnya, menambah aus pada beberapa sisinya
menempatkannya di atas, namun terperangkap dalam jurang
Ataukah hanya sebuah tempat pijakan untuk rutinitas kaku, 
pergerakan tanpa jejak, gemerlap dunia tak terdefinisi, 
dan hanya perputaran tanpa arah dengan slogan "tak pernah tidur".
Aku termasuk di dalam lingkupnya, terperangkap? terjebak?
tak akan pernah kata-kata itu yang kusebut.
Karena tak pantas bagiku menyalahkan garis kehidupan yang terus mengalir tentunya tak mampu ku cegah.


Aku hidup di Kota yang hidup namun tak bernyawa? bagai mayat hidup tanpa jiwa?

Dan aku pun mungkin salah, namun tak akan salah dalam masalah ini
Terlihat begitu banyak ketimpangan di mana-mana, 
di antara kehidupan mereka ataupun lakon-lakon lain yang ikut berperan di dalamnya.
dimana? yang mana? siapa? kapan? mengapa? benarkah?
sejenak renungkan.
yang terlihat jelas adalah ketika engkau menatap langit di pagi yang cerah,
maka bersyukurlah, jika langit itu masih berwarna biru yang jelas tak berbayang
karena aku tak kuasa melihat langit tanpa awan di kota ini
atau saat engkau menengadah ke atas, ke arah letak malam,
dan tak ada satupun kilauan kecil yang kau dapati di sana, maka aku mengerti rasa itu.
Coba resapi pemandangan apa yang sangat lazim terlihat saat kau berada dalam sesak desak penumpang, copetkah? todongkah? pengamenkah? pengemiskah? 
dan risih? tak suka? muak?
itulah kenyataan yang ada di sentra kota tanpa koma!
dimana di sudut sana sang mereka berkutat dengan strategi rebut-merebut
entah untuk nama, jabatan atau hanya sekedar pemenuh kebutuhan financial yang juga entah kapan akan tercukupi atau memang tak akan pernah.
dan saat kau menyusuri jalan protokol tanpa batas,
tentunya tak asing jika ada pembangunan megah yg terselesaikan bagai lesatan kilat
begitu cepat, sangat berbanding terbalik dengan pembangunan moral dan karakter
dari karakter sang miskin, sang mampu, sang kaya, apalagi sang pemimpin.
entah dimana dapat kutemui titik 
tanpa masalah di kota kecil penuh padat ini.



Kemarin, hadir sang pemimpin yang dianggap calon penyelamat baru 
kota maju namun tepuruk ini.
seseorang yang terlihat sederhana,menyatu dengan lakon-lakon kehidupan itu,
akankah ia berjaya, berjasa atau hanya mampu berkata?
yang kutahu di sudut jiwa pemimpin sebagian besarnya hanyalah sebagai pelayan!
melayani dan menyelesaikan tiap keluhan rakyatnya
Maka jika ia adalah murni pemimpin, ia akan berjasa
pada dunia tanpa koma namun juga dunia tanpa solusi ini...



Senin, 13 Agustus 2012

ATLANTIS

Persahabatan adalah ikatan yang begitu kuat di antara seorang manusia dengan manusia lain. Persahabatan tidak bisa tercipta begitu saja, harus ada yang menginginkannya untuk terbentuk barulah ia mampu hadir menjadi pengikat yang tak mudah untuk diputuskan.

Persahabatan bukanlah ikatan persaudaraan yang mengharuskan adanya ikatan darah, justru persahabatan terkadang lahir berkat kedatangan seorang yang awalnya asing, namun mampu menjadi yang paling mengerti keadaan kita.
Menjadi alumni tidak berarti kami akan terpisah, hanya saja kami membutuhkan waktu tertentu untuk bertemu,  bukan setiap hari seperti saat berada di asrama
Bagiku persahabatan adalah mereka, Atlantis . Bukan hanya seorang melainkan 95 orang asing yang telah menajdi saudaraku yang selalu bisa menghadirkan suasana kekeluargaan yang penuh kehangatan saat berkumpul bersama mereka. Menciptakan keceriaan yang tak tahu dari mana datangnya. Setiap dari mereka memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, tetapi sama-sama mampu menghargai kehadiranku bukan hanya sebagai teman namun sebagai sahabat yang berarti, setidaknya dari sudut pandangku.

Atlantis, Angkatan tiga belas andalan Smudama, bukan hanya sekedar singkatan, namun kata yang menyimpan begitu banyak makna dan kenangan yang tak akan bisa dilupakan. Atlantis menggambarkan Mereka semua yang tidak hanya memiliki tingkat intelegensia di atas rata-rata, tetapi juga dianugrahi kepribadian yang special, orang-orang andalan yang belum pernah kutemui sebelumnya.

Berlandaskan sebuah kalimat hebat “Unlimited Friendship” kami menjalani 3 tahun kehidupan asrama yang begitu berwarna. Awalnya, Orang-orang asing, lingkungan yang asing dan system peraturan yang tidak biasa, itulah yang ada di benakku saat pertama kali berada di sebuah Sekolah bernama Smudama (Sma Neg. 2 Tinggimoncong, Malino). Namun, kini bukan lagi orang asing melainkan saudara dan sahabat, bukan lagi lingkungan asing tetapi rumah kedua yang selalu kurindukan, dan bukan lagi peraturan melainkan rangkaian kekuatan  yang membentuk kami menjadi pribadi yang istimewa.

Semoga akan ada foto-foto lain di masa yg akan datang yg mengabadikan kebersamaan kita semua
“Unlimited Friendship” yang hingga saat ini kami junjung tinggi sebagai janji yang akan terus kami tepati, karena kami adalah bagian dari Atlantis, sebuah kerajaan megah yang tidak akan pernah runtuh lagi.

Aku hanya sebatas insan yang begitu beruntung karena telah dipertemukan dengan mereka. Semoga akan ada tahun ke-5, 6, 7  dan seterusnya yang akan mempersatukan kami kembali setelah terpisahkan oleh jarak, walaupun sesungguhnya kami tidak pernah terpisah, karena kami adalah satu, ATLANTIS .

KEEP OUR UNLIMITED FRIENDSHIP  :)

Jumat, 29 Juni 2012

Waktu

Waktu tak pernah berhenti bergerak
Waktu merupakan hal yang cukup relatif untuk diukur apakah dia tergolong bergerak sangat cepat, cepat, lambat ataukah sangat lambat. Sebenarnya setiap ukuran akan tergantung pada siapa yang menjalaninya, bagaimana cara mengaturnya, kesesuaian porsi waktu dengan prioritas dan masih banyak hal lain yang menjadi tolak ukur kita pada waktu yang sedianya tetaplah sama di setiap saat. Waktu hanya 24 Jam sehari, 60 menit perjam , 3600 detik perjam, 60 detik permenit, dst. 

Apakah ada yang salah dengan ketetapan tersebut, sehingga terkadang banyak manusia termasuk saya, yang sering mengeluhkan waktu? Berkata bahwa waktu 24 jam sehari tidaklah cukup untuk semua kegiatan yang ada, waktu terlalu cepat berjalanlah, atau segala alasan yang justru memojokkan suatu hal yang sebenarnya telah diatur secara adil oleh Yang Maha Menciptakan. Lalu apakah manusia-manusia itu yang salah ? Tentu jawabannya juga tidak, maksud saya kurang tepat jika dikatakan salah, hanya saja memang terdapat sedikit kekeliruan yang seharusnya bisa diluruskan dengan cara yang lebih baik.

Apakah cara yang lebih baik itu ? Tentunya manajemen waktu.
Jika berdasarkan artikel-artikel yang saya baca pada umumnya manajemen waktu bisa dirincikan dalam hal-hal berikut :
1. Menentukan Prioritas
    Dalam hidup tentunya kita punya prioritas masing-masing, tingkatan prioritas inilah yang dapat kita gunakan untuk membagi waktu secara adil.

2. Disiplin
    Disiplin memang lah hal yang sulit, namun merupakan suatu kebiasaan yang bisa dipelajari dan diusahakan, asal ada keinginan memupuk kedisiplinan tentunya bukanlah hal yang mustahil. Seiring dengan tumbuhnya rasa disiplin, sebaliknya kita harus mematikan satu kebiasaan yang merupakan biang kerok dari sebagian besar masalah pengaturan waktu, menunda ! Biasakan untuk tidak menunda dalam memulai ataupun menyelesaikan pekerjaan, karena hal itulah yang akan mengahambat semua pekerjaan lain.

3. Tentukan Jadwal 
    Kegiatan yang banyak tentunya akan lebih baik jika teratur dan terstruktur apalagi terjadwal dengan rapi. Untuk masa sekarang kita sudah bisa menggunakan berbagai macam alat untuk mengingatkan ataupun menyimpan jadwal-jadwal yang telah kita tentukan yang tentunya tetap berdasarkan prioritas, jadi apalagi yang kita tunggu? Setelah menentukan jadwal dengan tepat jangan lupa untuk menaatinya !

4. Hargai setiap waktu yang kita miliki
    Tak ada yang tau kapan waktu yang kita miliki akan diambil kepemilikannya, jadi menghargai waktu tentulah merupakan salah satu hal yang perlu selalu kita lakukan. Pastilah semua orang telah merasakan betapa bermaknanya setiap waktu yang dikaruniakan padanya, karena itulah dalam melakukan segala hal kita harus fokus dan serius dalam menjalaninya sehingga semua waktu yang kita lalui memiliki arti dan manfaa tidak hanya berlalu dengan sia-sia.

Semua hal di atas adalah trik-trik umum untuk membuat manajemen waktu kita menjadi lebih baik, tapi coba renungkan beberapa kalimat ini :
_HAL YANG PALING PENTING DALAM MEMULAI ADALAH SEGERA MEMULAI_
(dengan begitu lama kelamaan kita akan terbiasa untuk tidak menunda)

_PENYESALAN DI DEPAN ADALAH ANUGERAH DAN PENYESALAN DI AKHIR ADALAH KERUGIAN YANG DALAM_
(sebenarnya penyesalan memang datang di akhir, namun jika kita bisa memperkecil kemungkinan untuk menyesali waktu yang telah lalu, kenapa tidak, nothing impossible)

_MULAI, MENGHADIRKAN HADIR BERIBU HARAPAN UNTUK SELESAI, NAMUN menunda MENGHAPUS SELURUH KEMUNGKINAN UNTUK SELESAI_
(kalau bisa memulai, kenapa menunda?)

_TIDAK ADA YANG TAHU APAKAH DETIK SELANJUTNYA KITA MASIH BERNYAWA ATAU TIDAK, APA SALAHNYA MENYELESAIKAN YANG BISA DISELESAIKAN_
(saat tak ada kepastian kapan jiwa akan lepas dari raga, apa salahnya untuk bersiap)

Semuanya hanyalah sebatas kesimpulan atas apa yang saya hadapi terkait masalah waktu, tulisan ini tidak berarti saya sudah bisa memanage waktu dengan baik, hanya saja sedikit berbagi saya rasa bukanlah hal yang membuang-buang waktu, jadi apa salahnya.

_TETAPLAH BERGERAK, KARENA WAKTU TAK PERNAH BERHENTI UNTUK MENUNGGUMU_

Sumber gambar : Om Google

Senin, 16 Januari 2012

PELANGI


Tak hanya sebias cahya yang anggun nan mempesona 
Bukan sekedar lekukan indah penuh warna

PELANGI, Sebentuk benda yang memupuk bahagia
PELANGI, Lilitan rona penyejuk jiwa

hadirmu haruslah diawali dengan redupnya langit
berjatuhannya tetesan-tetesan sejuk dari sang awan, HUJAN

wujudmu tercipta oleh bias-bias indah kilau sang MENTARI
dan membuatmu menjelma menjadi PELANGI 
penuh warna bagaikan lekuk gerbang kebahagiaan pencipta keceriaan

Itulah sekutip puisi singkat yang bercerita tentang indahnya sang PELANGI, yang memang muncul setelah datangnya hujan dan tercipta kerena adanya pantulan cahaya sang mentari. Mungkin kita sering mendengar kata-kata bermakna seperti, "tak akan tercipta pelangi yang indah tanpa hadirnya dingin hujan dan terik sang mentari", mungkin kata-katanya tak persis sama, yang penting adalah maknanya. 

Kita bisa mengandaikan PELANGI sebagai kepribadian seseorang, PELANGI yang indah mencerminkan kepribadian yang indah, yang terbentuk berkat hujan dan terik mentari yang tidak lain adalah rintangan yang harus dilalui sang pribadi tadi, singkatnya tanpa tempaan, halangan, cobaan atau apapun yang terasa berat untuk dijalani, pasti akan membawa hikmah dan akan selalu beriringan dengan hal-hal yang menyenangkan, karena kesedihan selalu beriringan dengan tawa dan kebahagiaan. 

Layaknya PELANGI yang indah yang muncul setelah hujan yang terkadang dianggap sebagian besar manusia sebagai suatu momen yang kurang menyenangkan karena terkadang hujan dianggap sebagai penyebab macet, penyebab banjir atau apalah yang banyak orang pikirkan. Mungkin hanya pernah terlintas di benak sedikit orang bahwa hujan diturunkan oleh Sang Maha Pemberi bersamaan dengan Rezeki darinya, jadi saat hujan turun berarti juga banyak rezeki yang diturunkan oleh malaikat Mikail, karena malaikat Mikail bertugas membagikan rezeki dan menurunkan hujan. 

Tidakkah kita berpikir, bahwa kita tidak sepantasnya membenci hujan, kembali lagi karena tanpa hujan tak ada PELANGI. Dan tahukah kita justru saat hujan do'a yang kita panjatkan akan lebih mudah diijabah oleh ALLAH SWT, jadi apakah lagi alasan kita untuk membanci hujan yang telah berjasa mencipta PELANGI yang indah untuk kita pandang...

Jumat, 13 Januari 2012

Hujan

Malam-malam dingin berselimut buih yang melekat di dinding-dinding kaca
Dia bertanya, anugrahkah sang hujan?

Senyap malam yang senantiasa menghiasi kota tua nan renta ini,
terusik oleh gemericik tetesan air sang langit...
Dia tetap bertanya, anugrahkah sang hujan?

Gelap gulita sang langit tanpa awanpun, seakan menghapus kerlap bintang diperaudannya
Melukis hamparan kelabu nan luas haus cahaya

Bagaimana lagi jika awan gelap bersemayam masuk dan menutup, merangkul sang bulan
Mencuri segala cahya di hamparan gulita di atas sana...

Anugrahkah sang hujan? Yang membuatnya kehilangan asa tuk sejenak
mengabadikan kilau setitik cahya bintang di mata indahnya...

Hujan... taklah salah, turun berteman rezki dari Sang Pemberi
Syukurlah yang layak terkuak, karenanya...

Tanyakanlah mengapa pada sang qalbu,
dan tahukah apa jawabnya?

Dengan turunnya beribu tetes tangisan sang langit yang harus melepas rezeki dari tubuhnya
mungkin menghapus titik-titik terang di langit kota yang memang tak berbintang ini...

Tapi tahukah engkau, tanpanya keindahan pelangi tak mampu hadir layaknya busur cahaya penuh makna
melukis hatimu dengan satu kata Sabar yang terpaut dengan erat dengan sang ikhlas....

Menerima,,, Memberi,,,
Diterima oleh-Nya ... diberi oleh-Nya ...
Hanya syukur yang layak terucap tanpa syarat...
hanya kepada-NYA....