Label

Curahan Hati (2) Opini (2) POEM (2)

Minggu, 28 Oktober 2012

MegaCity

Sebuah kota besar penuh sesak tak bernyawa di mataku
Itu bagiku, tapi mungkin aku tau, apa bagi mereka
hanya sebatas lahan garapan tak pasti yang harus dihuni tanpa akhir
terus bergulir di tempatnya, menambah aus pada beberapa sisinya
menempatkannya di atas, namun terperangkap dalam jurang
Ataukah hanya sebuah tempat pijakan untuk rutinitas kaku, 
pergerakan tanpa jejak, gemerlap dunia tak terdefinisi, 
dan hanya perputaran tanpa arah dengan slogan "tak pernah tidur".
Aku termasuk di dalam lingkupnya, terperangkap? terjebak?
tak akan pernah kata-kata itu yang kusebut.
Karena tak pantas bagiku menyalahkan garis kehidupan yang terus mengalir tentunya tak mampu ku cegah.


Aku hidup di Kota yang hidup namun tak bernyawa? bagai mayat hidup tanpa jiwa?

Dan aku pun mungkin salah, namun tak akan salah dalam masalah ini
Terlihat begitu banyak ketimpangan di mana-mana, 
di antara kehidupan mereka ataupun lakon-lakon lain yang ikut berperan di dalamnya.
dimana? yang mana? siapa? kapan? mengapa? benarkah?
sejenak renungkan.
yang terlihat jelas adalah ketika engkau menatap langit di pagi yang cerah,
maka bersyukurlah, jika langit itu masih berwarna biru yang jelas tak berbayang
karena aku tak kuasa melihat langit tanpa awan di kota ini
atau saat engkau menengadah ke atas, ke arah letak malam,
dan tak ada satupun kilauan kecil yang kau dapati di sana, maka aku mengerti rasa itu.
Coba resapi pemandangan apa yang sangat lazim terlihat saat kau berada dalam sesak desak penumpang, copetkah? todongkah? pengamenkah? pengemiskah? 
dan risih? tak suka? muak?
itulah kenyataan yang ada di sentra kota tanpa koma!
dimana di sudut sana sang mereka berkutat dengan strategi rebut-merebut
entah untuk nama, jabatan atau hanya sekedar pemenuh kebutuhan financial yang juga entah kapan akan tercukupi atau memang tak akan pernah.
dan saat kau menyusuri jalan protokol tanpa batas,
tentunya tak asing jika ada pembangunan megah yg terselesaikan bagai lesatan kilat
begitu cepat, sangat berbanding terbalik dengan pembangunan moral dan karakter
dari karakter sang miskin, sang mampu, sang kaya, apalagi sang pemimpin.
entah dimana dapat kutemui titik 
tanpa masalah di kota kecil penuh padat ini.



Kemarin, hadir sang pemimpin yang dianggap calon penyelamat baru 
kota maju namun tepuruk ini.
seseorang yang terlihat sederhana,menyatu dengan lakon-lakon kehidupan itu,
akankah ia berjaya, berjasa atau hanya mampu berkata?
yang kutahu di sudut jiwa pemimpin sebagian besarnya hanyalah sebagai pelayan!
melayani dan menyelesaikan tiap keluhan rakyatnya
Maka jika ia adalah murni pemimpin, ia akan berjasa
pada dunia tanpa koma namun juga dunia tanpa solusi ini...